Sebagai seorang ibu, saya gak pernah menyangka Fadel akan mengalami rabun jauh secepat ini. Di usianya yang baru 8 tahun, dengan kondisi mata minus yang cukup tinggi, bikin kami orang tuanya sempat merasa bersalah banget. Salah satu pemicunya adalah paparan sinar radiasi gadget dan laptop juga tv. Sejak batita, Fadel mulai tahu menggunakan laptop dan gadget karena kami orang tuanya setiap hari menggunakan peralatan elektronik itu untuk bekerja. Sehingga Fadel juga sering sekali ikut-ikutan menggunakannya. Mungkin bukan saya saja, tentu ada banyak orang tua yang masih terus berjuang meminimalisasi penggunaan gadget pada anak.
Suatu hari, Fadel saya minta membaca tulisan yang agak jauh dari posisi kami. Fadel memicingkan mata seperti memaksa retinanya untuk fokus pada tulisan itu. “Saya gak bisa baca ummi, gak jelas tulisannya”, keluh Fadel kepada saya saat itu. “Ah, Fadel ngeledek Ummi ya?”, saya yang sejak SMP sudah mengalami mata minus masih beranggapan kalau Fadel mengada-ada. Hanya menganggap Fadel ikut-ikutan karena saya sering seperti itu jika tidak mengenakan kacamata.
Baca Juga: Lomba Mewarnai Bersama Faber Castell
Kacamata Minus Untuk Fadel, Si Anak Kinestetik - www.ndypada.com |
Suatu hari, Fadel saya minta membaca tulisan yang agak jauh dari posisi kami. Fadel memicingkan mata seperti memaksa retinanya untuk fokus pada tulisan itu. “Saya gak bisa baca ummi, gak jelas tulisannya”, keluh Fadel kepada saya saat itu. “Ah, Fadel ngeledek Ummi ya?”, saya yang sejak SMP sudah mengalami mata minus masih beranggapan kalau Fadel mengada-ada. Hanya menganggap Fadel ikut-ikutan karena saya sering seperti itu jika tidak mengenakan kacamata.
Baca Juga: Lomba Mewarnai Bersama Faber Castell
Makin sering seperti itu, saya jadi makin sering mengetes Fadel untuk membaca tulisan-tulisan yang agak jauh. Gejala lain yang sering saya jumpai pada Fadel, ia sering mengucek matanya. Saya pikir itu karena debu atau karena kelelahan saja. Hingga suatu hari di sekolah, Fadel salah menulis teks lagu yang dia salin dari tulisan ibu gurunya di papan tulis. Fadel ngotot bahwa teks lagu yang ia tulis itu benar. Saya konfirmasi ke ibu guru, akhirnya ibu guru cerita kalau Fadel sering banget mendekat ke papan tulis untuk melihat lebih dekat tulisan ibu guru.
Saat kontrol ke dokter mata |
Baca Juga: Tips Mendampingi Anak Menghadapi Ujian Sekolah
Mulai Akhir Nopember 2017 lalu, Fadel sudah wajib menggunakan kacamata dalam kegiatan sehari-harinya. Saya sempat ragu. Dengan karakter Fadel yang kinestetik, energinya untuk bergerak seperti tanpa lelah. Ini yang membuat saya khawatir, apakah Fadel bisa menjaga kacamatanya saat digunakan agar tidak jatuh.
Kekhawatiran berlebihan itu membuat kami orang tua, butuh waktu dua hari untuk memilih kacamata yang pas untuk Fadel. Kami memilih lensa yang sekaligus ada UV Protection untuk mengurangi potensi terpapar sinar radiasi dari layar gadget atau laptop juga tv. Selain itu, lensanya dipilih yang bahannya kuat agar tidak mudah pecah walaupun jatuh. Gagangnya pilihan Fadel sendiri, yang nyaman di telinga dan hidungnya. Untungnya frame yang dipilih juga pas di dompet orang tuanya. Hehehehehe.. Bahannya dari plastik. Kacamata Fadel juga dilengkapi tali, untuk menjaganya dari resiko terjatuh dan pecah.
Setelah menggunakan kacamatanya, Fadel bilang: “Wah, jadi terang!”. Tentu maksudnya adalah ia jadi lebih jelas dalam melihat, tidak rabun lagi seperti saat tidak mengenakan kacamata. Beberapa hari pertama saat mengenakan kacamata, Fadel masih sering lupa aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Saat belajar, membaca, atau menggunakan gadget masih sering lupa pasang kacamata dulu. Saat bersepeda, main bola, dan aktifitas fisik lain, juga saat menjelang tidur, ia masih kadang-kadang lupa untuk mencopot kacamatanya. Lensa kacamata sering ia pegang dengan tangan, dan berbagai hal remeh temeh yang hampir setiap menit kami ingatkan.
Tepat sepekan penggunaan kacamata, Fadel saya ajak untuk menghadiri event komunitas blogger Makassar di bilangan Veteran Utara, Makassar. Di sana bertemu dengan teman sebayanya, anak Kak Mugniar yang juga diajak oleh ibunya untuk hadir di event. Fadel sangat senang bermain, berlari-larian mengelilingi ruangan sambil kejar-kejaran dengan temannya. Gubrak! Fadel terjatuh. Saya tidak melihat kejadiannya. Namun Fadel mengadu kesakitan setelah kejadian itu. Lensa kacamatanya yang kiri retak akibat posisi jatuh yang tengkurap. Frame tertekan hingga ada lebam di bawah matanya. Alhamdulillaah, saya tak henti mengucap syukur karena lensanya hanya retak, tak sampai pecah dan hancur. Mata Fadel gak kenapa-kenapa. Pulang dari event itu, kami mampir ke optik untuk mengganti frame yang retak. Setelah kejadian itu, saya kembali mengingatkan Fadel hal-hal yang boleh dan tidak boleh ia lakukan saat menggunakan kacamata.
Tiga hari setelah kejadian lensa retak, pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah Fadel kembali mengeluh kacamata yang ia kenakan miring. Ternyata gagang yang sebelah kanan longgar. Ternyata setelah dicek, baut dan mur di engsel sebelah kiri hilang karena cara pasang kacamata dari atas kepala, bukan dari depan wajah. Ini yang mengakibatkan baut dan murnya longgar, kemudian akhirnya hilang. Karena kejadian itu, Fadel akhirnya ke sekolah tanpa kacamata. Sore harinya saya membawa kacamata itu ke optik untuk dibenerin.
Dua insiden kacamata Fadel, ternyata bikin Fadel jadi lebih hati-hati dalam menggunakan kacamatanya. Fadel sudah bisa meletakkan kacamata dengan benar saat tidak digunakan. Ketika akan beraktifitas fisik di luar ruangan, kacamatanya dilepas dan dimasukkan ke kotak kacamata. Fadel juga sudah lebih berhati-hati dalam berjalan ketika menggunakan kacamata. Karena sudah lebih pinter dalam beberapa bulan ini, akhirnya saya memutuskan untuk melepas tali kacamatanya.
Belajar dari pengalaman selama mendampingi Fadel untuk bisa berdamai dengan kacamatanya, saya punya beberapa tips untuk teman-teman yang anaknya juga harus rutin berkacamata.
Masih hobi main gadget, tapi udah gak pernah lupa pakai kacamata pas pegang gadgetnya :D |
1. Pilih lensa yang kuat, agar tidak mudah pecah. Frame yang digunakan sesuai pilihan anak, yang ia rasa nyaman. Tentunya frame juga harus diperhatikan yang pas. Tidak terlalu ketat, tidak longgar, tidak menyebabkan sakit di hidung dan telinga. Untuk langkah awal penggunaannya, jangan lupa tali kacamata agar menghindarkan dari risiko jatuh.
2. Mengedukasi anak agar terbiasa dengan kacamatanya, sekaligus melatih anak untuk merawat kacamata yang ia miliki. Do and don’ts yang harus diterapkan, harus berulang kali diingatkan. Awalnya terasa berat, dalam sepekan harus beberapa kali bolak balik optik karena anak belum terbiasa dengan kacamatanya. Orang tua butuh kesabaran ekstra hehehehe..
3. Wajib membesarkan hati anak ketika banyak komentar mengenai kacamatanya. Mulai dari komentar yang kasian karena masih terlalu dini sudah mengalami rabun jauh, komentar yang bilang kalau Fadel mirip kakek-kakek, meski banyak juga yang memuji.
4. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa menambah kenaikan minusnya sebaiknya dikurangi, atau kalo bisa dihindari. Terutama penggunaan gadget. Saat ini Fadel hanya dibolehkan untuk menggunakan gadget di hari Sabtu dan Minggu. Saat ini kami mulai mencoba untuk mengurangi durasi penggunaan gadgetnya di hari Sabtu Minggu dengan mengalihkan perhatiannya pada aktifitas yang lebih menarik.
5. Saat berkunjung ke dokter mata untuk memeriksakan kondisi mata Fadel, dokter berpesan untuk kembali memeriksakan kondisi mata Fadel 6 bulan kemudian. Ada atau tanpa keluhan, ini wajib dilakukan karena kemungkinan dalam 6 bulan itu bisa jadi minusnya berubah. Jika minusnya berubah, tentu harus disesuaikan juga kacamata yang dikenakan.
Jika bisa memilih, tentu tak ada yang menginginkan menggunakan kacamata karena kondisi mata yang rabun. Tentu bukan hanya gadget yang menjadi kambing hitam. Faktor genetik, nutrisi hingga pertumbuhan bola mata juga bisa menjadi penyebab rabun jauh. Ketika ini sudah terjadi, nutrisi untuk mata wajib diberikan kepada anak untuk dikonsumsi agar peningkatan minusnya tidak terlalu cepat dan signifikan. Selain itu, istirahat yang cukup dan konsisten dalam mengurangi hal-hal yang beresiko mempercepat peningkatan minusnya.
Teman-teman punya pengalaman yang sama dengan saya? Boleh sharing dong tentang mata minus pada anak, di kolom komentar di bawah ini :)
Bisa juga ya anak kinestetik akhirnya telaten dengan kacamatanya. Fadel pintar, deh ... Saya itu pikirnya, sekali pakai rantai kacamatanya, pakai terus mi eh ternyata tidak ji tawwa ^_^
ReplyDeleteSudah mulai terbiasa kak, jadi sudah saya perbolehkan untuk lepas tali. Hehehe
DeleteIya, biar leluasa juga ya tanpa tali
Deleteinformasinya bermanfaat sekali kak.. duh saya jadi takut nih, soalnya anak saya juga suka sekali main gadget :(
ReplyDeletePaparan radiasi pada gadget hanya salah satu faktor pemicu kak. Bisa juga karena faktor genetik, pertumbuhan bola mata, dan nutrisi. Kalo Fadel, selain gadget, juga genetik dari saya Huhuhu..
DeleteWah, minusnya Fadel sama dengan saya. Memang tinggi untuk anak seumuran Fadel ya? Saya dulu pertama pakai kacamata juga umur 8/9 tahun, tapi masih minus 0,5. Kalau saya karena faktor genetik juga sih. Dari keluarga bapak dan ibu semua pakai kacamata. Khawatirnya Kirana juga nih, apalagi dia juga penggemar gadget.
ReplyDeleteIya kak, Fadel juga ada faktor genetik, menurun dari saya. Saya minus 0,5 pas SMP. Semoga Kirana gak terlalu dini pakai kacamata ya kak..
DeleteHuwaaaa, Kak Ndy, baca ini langsung share ke suami buat segera diet gadget di rumah. Anak-anak masih terlalu banyak ini main gadgetnya, hiks. Mana ayahnya juga pakai kacamata dari kecil.
ReplyDeleteNextnya sharing tentang nutrisi untuk mata dong Kak, thank's before^^
Iya Nyak, Gadget dan faktor genetik salah satu yang menjadi pemicu. Makasih idenya Nyak. Insya Allah nanti nulis lagi tentang nutrisi untuk mata anak.
DeleteDeehh... fadel. Cepatnya pakai kacamata kodong
ReplyDeleteIye Onty.. Saya shock pas pertama kali tau minusnya tinggi. Dan khawatir Fadel kesulitan jaga kacamatanya. Ternyata alhamdulillah pintar mi kodong..
DeleteKids zaman now sepertinya sudah terbiasa pegang gadget ya, termasuk Pica juga. Tapi semoga saja tidak berpengaruh pada matanya :(
ReplyDeleteIya kak, anak-anak pada maniak gadget. Kalo Fadel cepat minus karena ada faktor genetik juga kak :(
DeleteBalik ke postingan ini lagi.
DeleteFaktor genetik memang ikut berperan ya. Kalo kedua ortu ada masalah dengan mata, bisa jadi akan menurun ke anak.
Hampir sama dengan kasusnya kak mutia, anaknya juga ngeluh tp kak mutia pikir bercanda ji.. Dan bener bgt deh itu gadget termasuk salah satu faktor pemicunya 😬
ReplyDeleteIya kak, Fadel awalnya saya pikir juga cuma becanda dan meniru-niru gayaku. Ternyata beneran rabun huhuhu..
Deleteponakanku umur 8 tahun juga udah pake kacamata, mungkin ada faktor genetiknya juga sih. semenjak itu paksu lebih aware soal ngasi gadget karena biasanya dia yg suka gak tega u ngasi gadget
ReplyDeleteIya kak, Fadel juga ada faktor keturunan juga. Saya juga sudah minus sejak SMP huhuhu..
DeleteWah iya nih moms tipsnya berguna banget. Aku khawatir juga si kecil nanti pakai kacamata soalnya ada faktor keturunan dan kebiasaan nonton tv serta main gadget.
ReplyDeleteIya Mba, kalo udah ada faktor genetik, harus lebih mengurangi penggunaan gadget dan kebiasaan nonton tv terlalu dekat.
DeleteSyukurlah lekas ketahuan ya mbak. Kasihan anaknya kalau tanpa kacamata, mata jadi mudah lelah.
ReplyDeleteBener Mba, untungnya cepet bisa teratasi. Karena khawatir jadi berpengaruh ke pelajarannya juga kalo makin lama gak pake kacamata. Hehe..
DeletePonakanku juga mbak, dari TK malah. Kasihan deh pakai kacamata lensa tebal. Kalau ga pakai kacamata, bisa kejedot pintu.
ReplyDeleteWah ponakannya malah udah tebal banget ya mba. Mungkin ada silinder juga ya mba, ponakannya?
DeleteAnak sulungku juga pake kacamata sejak umur 8 tahun, mbak. Udah 2 tahunan pake kacamata. Awalnya sering ngeluh pusing, kami gak ngira kalo itu gara2 matanya minus. Soalnya aku dan suami sampe sekarang juga gak berkacamata. Ketahuannya pas dia ngeluh kalo gak bisa jelas baca tulisan di papan tulis.. Ternyata emang minus matanya. Kebanyakan ngegame di gadget. Sekarang jadi ngebatasin gadget ke anak2..
ReplyDeleteTFS tipsnya mbak
Wah samaan sama Fadel mbak. Sekarang anakya umur berapa mba? Mudah-mudahan minusnya gak nambah ya mba..
DeleteKasih wortel bun, untuk mengurangi minus nya dan jaga jarak baca
ReplyDeleteKalo jadi sayur, Fadel suka Mpo. Tapi kalo ngejus, gak suka dia hehehe..
DeleteYg besi gagangnya ya. Buat anak cocok walau mahal tapi kelihatan gaya walau pakai kacamata
ReplyDeleteGaya dan yang terpenting nyaman juga buat anak-anak ya Miss, hehehehe :D
Deletewah dek Fadel udah make kacamata :-D
ReplyDeletejangan deket-deket ama layar ya dek.
Bener onty, Fadel masih doyan banget sama gadget. Walaupun sudah dibatasi hanya pada hari Sabtu Minggu saja, tapi durasinya masih suka lama kalo main gadget. Huhuhu..
DeleteEMaknya masih terus cari cara untuk alihkan perhatiannya dari gadget.
Jadi ingat temannya anakku sejak kelas 1 SD juga sudah pakai kacamata, mba. Tapi memang cari kacamata buat anak harus yang tepat ya
ReplyDeleteIya Mbak, kacamata untuk anak susah-susah gampang juga nyarinya. Karena gak cuma manfaatnya, tapi juga dari segi keamanan dan kenyamanan.
DeleteDuhh Faddel masih kecil dah kena rabun jauh.. Saya juga khawatir nih sama ponakan yg kalo nonton tv dekat banget dgn layar tv..
ReplyDeleteMba kalau lensa yg kuat itu yg mika atau yg kaca mba? Ni sy jg mulai kabur pandangannya tp masih bingung mau pilih kacanya
ReplyDeleteLebih bagus mika sebenernya Mba. Kalau jatuh gak pecah. Lebih ringan juga. Tapi perawatan kacamata mika harus lebih ekstra hati-hati agar gak tergores.
DeleteThank sharing mba
ReplyDeleteTerimakasih udah berkunjung Mbak Eni :)
DeleteKaya di kampung saya kalau ada anak pakai kacamata suka jadi bahan pandaan.
ReplyDeleteSemangat Fadel, tetep kece dan gaya ko pake kacamata.
ReplyDeleteHiks,anakku juga sedari kelas 1 sd pake kacamata,sekarang dah kelas 9 udah 7 minusnya,syedih!
Awalnya susah, tapi ga patah semangat mengedukasinya
Nice info. Sepupuku yg SD juga minus dan baru mau beli kacamata. Thanks for sharing mbak
ReplyDeleteMembatasi main gawai penting banget ya mbak, salah satunya untuk menjaga kesehatan mata pada anak. Terima kasih sharingnya mbak Ndy ^^
ReplyDeleteNanti kalo abang fadel udah agak gede dikit lasik aja bun, biar nyaman dlm setiap aktivitasnya. Bisa bpjs juga loh drpd pk kacamata trs ��
ReplyDeleteDulu suami jg pakai kacamata pas masih SD, bolak balik ganti jg hehe soalnya anak cowok tingkahnya banyak. Tapi makin hari kyk Fadel dah bisa tanggungjawab utk gk ngrusakin kacamata :D
ReplyDeleteAku dulu awal pakai kacamata saat kelas 4 SD.
ReplyDeleteDan Ibu selalu memakaikan dengan tali emas, agar gak mudah jatuh.
Memang benar gak mudah jatuh,
tapi akunya malu banget ((karena jamanku ada penyanyi namanya Gombloh, pakai model kacamata bertali kaya gitu))
Heuuu~~
Anak-anak sekarang emang rentan dengan mata minus ya mbak >.<
ReplyDeleteAnak cowokku juga nih sudah pakai kacamata mungkin karena pegang gadget melulu.
ReplyDeleteaku dari smp udah pake kacamata, sampe skrg.. gak enak banget. kalo bisa dari kecil emang jangan dibiasain main gadget gitu ya.
ReplyDeletePenggunaan gadget yang berlebihan pada anak-anak memang berpengaruh pada kesehatan mata ya mbak. Masalahnya, hampir semua anak-anak kesarang udah ga bisa lepas dari smartphone semua..
ReplyDeleteAdek aku malah lebih parah mbak. Masih kelas 3 sd udah kena minus dan silinder bersamaan, langsung tinggi pula. Gara-gara keseringan main gadget nih.
ReplyDeleteWahhh, setebal itu ya mbak ? Ya, bener. Mungkin mulai sekarang diminimalisir penggunaan gadget, dll. Karena biasanya kan ada kacamat khususnya. Saya ingin beli kacamata khusus anti radiasi. Takut berabe juga. Hihihi
ReplyDeleteWahhh, setebal itu ya mbak ? Ya, bener. Mungkin mulai sekarang diminimalisir penggunaan gadget, dll. Karena biasanya kan ada kacamat khususnya. Saya ingin beli kacamata khusus anti radiasi. Takut berabe juga. Hihihi
ReplyDeletePenggunaan gadget terlalu sering berdampak kurang baik terhadap kesehatan mata selain dari faktor genetik.
ReplyDeleteFadel tetap semangat yah
saya dulu juga kepikiran pakai tali untuk kacamata tapi takutnya jadi malah mirip Johni Iskandar hahaha. Semangat ki nak, Fadel! Cowok berkacamata itu ketampanannya meningkat 50% loh.
ReplyDeleteAlhamdulillah saya masih bisa menggunakan mata dengan normal. Lewat postingan ini saya pun tahu bagaimana jika harus memilih kacamata.
ReplyDeleteSetelah sekian lama bebas dari kacamata, akhirnya saya menyerah juga dan sekarang sudah harus berkacamata. Plus dan silinder sekaligus. Dasar orang tua! Hahaha.
ReplyDeleteSaya ingat waktu kejadian Fadel jatuh ini. Alhamdulillah tidak ada ji apa-apa, cuma kacamata saja yang harus diperbaiki.
Memang musti hati-hati sekali kalau berkacamata. Risikonya lebih besar.
Diusia sedemikian dini, Fadel sudah berkacamata, bahkn sdh minus 2 lebih, semoga diusianya yg msh muda itu juga, mata minusnya cept sembuh. Jadi ingt saya juga menglami mata minus saat Smp,disebkn terlalu byk baca komik dan nonton tv terlalu dekat hehe...klo anak skrg mungkin tntangnya ksehatan matanya dihdpkn pada Smartphone dan komputer.
ReplyDeleteSaya rasakan pengaruhnya itu kalau habis pantengin layar hape atau laptop berjam-jam, pasti kabur penglihatanku. Tapi, sejauh ini belum pernah cek mata sih kak, mudah2an nanti sempat
ReplyDeleteSekarang banyak anak-anak yang main gadget itulah yang menyebabkan mata minus...
ReplyDeleteHampir sama fadel sm aku :), Aku usia 8 tahun mata kiri udah 2,5 kanan masih 0,75, dan pas usia 10 tahun aku bru pakai kacamata dgn ukuran R 1,50 L 3,00, dan skrg 14 tahun udah naik gede banget Mata kiriku sekarang minus 6 silinder 2 dan yg kanan Minus 3 silinder 1, aku punya silinder kemungkinan pas ditonjok temen������
ReplyDeletewah terimakasih sharingnya y...bermanfaat banget..info donk nutrisi untuk mata yg baik apa
ReplyDelete