Showing posts with label Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Kuliner. Show all posts

Jan 10, 2018

Pirates Coffee: Kafe Outdoor Nuansa Berkemah

Watampone. Kota kelahiran saya ini, selalu memberi kejutan setiap saya pulang untuk menggugurkan rindu pada keluarga dan sahabat. Betapa tidak, setiap kali mudik, perkembangan kota kelahiran saya ini kian pesat. Obyek wisata yang dulu masih kurang dilirik, kini sudah mulai dibenahi, seiring meningkatnya pengunjung. Restoran siap saji yang terkenal dengan ayam goreng krispi-nya sudah ada di kota ini. Hotel-hotel semakin ramai dikunjungi para wisatawan. Rumah makan dan kafe-kafe pun ikut menjamur.
Pirates Coffee Bajoe | Pic Source: IG @piratescoffeebajoe | Edited by: www.ndypada.com

Cuaca Kota Bone berawan di sore itu. Sinar matahari tertutup putihnya awan. Cuaca yang bersahabat ini, seperti memberi restu pada rencana saya bersama tiga orang teman SMA untuk berjumpa kangen saat liburan akhir tahun 2017 lalu. Ya, agenda yang gak boleh dilewatkan ketika mudik ke Bone adalah melepas kangen dengan sahabat. 

Nov 23, 2017

Mie Tarik JF; Solusi Anti Lapar di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

Varian Mie menjadi makanan favorit kedua orang Indonesia setelah nasi. Ada beraneka macam mie yang menggugah selera, enak dan unik penyajiannya. Menikmati sajian mie, selain karena rasanya yang memang saya suka, alasan lain adalah karena penyajiannya yang menarik perhatian.
www.ndypada.com

Jun 29, 2017

Merayakan Idul Fitri bersama Le Guilty Pleasure

Masih suasana lebaran, saya bersama keluarga berlebaran di Watampone - Bone, kota kelahiran saya dan suami. Di kota ini, lebaran selalu jadi ajang nostalgia dan reuni. Masa kecil hingga bangku SMA kami habiskan di kota ini. Bersilaturahmi dengan saudara dan kawan lama, adalah agenda yang tak boleh dilewatkan setiap kali merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman.

Idul Fitri tentu sangat identik dengan kue kering. Nastar, kastangels, kue cokelat, dan putri salju adalah yang tak boleh absen. Kue-kue ini adalah favorit saya. Tapi kalau mau bikin sendiri.. Hmmm.. Gak pede, karena gak ahli dan gak dijamin rasanya. Hahaha.. Saya memang bukan tipe ibu yang jago bikin kue. Saya hanya jago googling, mencari resep. Kemudian disave di smartphone dan entah kapan direalisasikan di dapur.

Jun 24, 2017

Panada, Cemilan Khas Manado yang Populer di Makassar

Selain populer di kota asalnya Manado, panada juga menjadi  salah satu kue yang digemari di Makassar. Ada yang mengatakan kue ini merupakan pengaruh kuliner Belanda, namun ada juga yang mengatakan pengaruh kuliner Portugis yang datang ke Minahasa beberapa abad lalu. Bentuk panada mirip kue pastel. Dalam bahasa Spanyol/Portugis, panada disebut empanada, yaitu roti isi yang dipanggang atau digoreng.  Isian empanada dapat terdiri dari antara lain berbagai daging, keju, huitlacoche, sayuran atau buah-buahan. Resep untuk membuat Panada awalnya dimiliki oleh Keluarga Besar Mandey yang adalah keturunan asli Minahasa pada masa itu. (Sumber: Wikipedia)

Apr 21, 2017

Indonesian Burger Festival: Karena Makan Berat Gak Harus Nasi!

Akhir pekan lalu adalah longweekend pertama di bulan April ini. Masih ada dua longweekend lagi berturut-turut pekan ini dan pekan depan. Untuk akhir pekan, wajib kami manfaatkan untuk family time. Gak perlu jauh-jauh. Yang penting menyenangkan dan tentunya jadi ajang sharing sama anak dan suami. Nah, saat libur tiga hari kemarin, ke pantai sudah. Ke toko buku juga sudah. Main di mall bosen, hari Minggu kemarin itu, awalnya pengen di rumah saja. Karena Jumat Sabtu sudah main di luar rumah. Eh, tiba-tiba Fadel request makan burger. Salah satu makanan favoritnya.

Indonesian Burger Festival di Four Points Hotel by Sheraton Makassar

Feb 14, 2017

Fun Family Time di Pandora The Board Game Cafe

Board Game Vs Zombie Game

Beberapa hari yang lalu, saya dan suami ngobrol tentang ketertarikan Fadel terhadap game digital. Game yang menurut kami membuat pemainnya menjadi seperti zombie. Minimnya  interaksi dengan orang terdekat, menjadi alasan kami untuk concern mengurangi aktifitas game di depan laptop atau hp untuk Fadel. Saya dan suami akhirnya memutar otak mencarikan jenis permainan yang cocok untuk Fadel. Yang bisa buat happy tapi juga ada unsur belajarnya. Dan yang terpenting adalah interaksi dengan manusia. Bukan melulu berhadapan dengan laptop atau smartphone. Bermain lego adalah salah satunya. Tapi ya manusiawi, kadang Fadel merasa bosan dengan permainan ini.

Fadel sudah kami perkenalkan ular tangga dan monopoli. Permainan ini, di masa kecil saya, sering dimainkan bersama teman dan saudara saat senggang. Ular tangga dan monopoli adalah dua board game yang udah jadul banget. Fadel suka maininnya. Tapi karena udah sering dimainkan, Fadel jadi bosan dan mencari alternatif game lain. Ujung-ujungnya minta game digital di hp atau laptop lagi.

Ya, board game memang masih kurang populer di Indonesia. Berbeda dengan di Amerika. Board game adalah permainan yang sangat digemari oleh tua dan muda, pria dan wanita. Perkembangan board game di negeri paman sam sangatlah pesat. Hingga saat ini ada sekitar 83.000-an game terdaftar dari 22.000-an designer dan 16.000-an publisher board game. Actor Hollywood pun gemar bermain board game.

Apa itu Board Game Café?
Hingga saya iseng mencari informasi tentang board game dan bertemulah saya dengan Pandora The Board Game  Café di instagram. Café yang selain menawarkan makanan dan minuman, juga menyediakan board game untuk dimainkan bersama sahabat dan keluarga. Café ini berbeda dengan café konvensional lainnya. Café ini mulai beroperasi di bulan Mei 2016 lalu dan merupakan board game cafe pertama di Makassar. Foto-fotonya di instagram mengundang banget untuk dikunjungi.



Akhirnya Jumat malam kemarin, bersama Fadel dan ayahnya, kami memutuskan untuk makan malam di Pandora yang belokasi di Jalan Sungai Saddang No. 41D, Makassar. Tiba di sana, Fadel langsung excited melihat lemari yang penuh dengan board game, juga pengunjung café yang di hadapannya sudah terhampar aneka board game.



Kami memilih meja paling belakang dekat tangga menuju ke lantai dua. Staf café menyambut kami dengan menyodorkan 2 buku menu. Satu menu makanan minuman, dan satunya lagi adalah menu board game. Suami saya memilih menu makanan dan minuman, sementara saya bingung dengan menu board game-nya. Buanyaaaaak! Kata staf cafenya, ada ratusan board game di sini.

Gak mau kelamaan bingung, saya bertanya. Game apa yang cocok untuk kami bertiga, khususnya untuk Fadel. Staf café memanggil Game Master-nya Pandora, yang juga owner dari café ini. Namanya Mas Sandy. Pria Chinese ini memperkenalkan 3 game yang cocok untuk kami.

Family time seru di Pandora The Board Game Cafe
Yang pertama adalah Geistes Blitz atau lebih familiar disebut Ghost Blitz. Games ini melatih berpikir cepat serta motorik. Cara bermainnya cukup mudah, yaitu membantu hantu menemukan barang yang tepat untuk dihilangkan, sesuai petunjuk kartu. Cocok untuk dimainkan bersama Fadel yang berusia 7 tahun.

Games kedua yang tak kalah serunya adalah King of Tokyo. Permainan ini bisa dimainkan oleh 2 – 6 pemain. Pemain boleh memilih ingin menjadi monster apa, dan akan saling serang memperebutkan Tokyo. Penguasa Tokyo bisa menyerang semua pemain di luar Tokyo, sementara pemain di luar Tokyo hanya dapat menyerang monster yang berada di dalam Tokyo. Saya menjadi pemain terlama di Tokyo, namun pemain yang menang adalah monsternya ayah Fadel. Fadel excited banget main game ini loh!


Board game terakhir yang kami mainkan malam itu adalah Tapple. Siapa yang masa kecilnya serupa dengan saya, sering bermain pancasila lima dasar? Di beberapa kota, permainan ini di sebut ABC lima dasar. Ya! Tapple terinspirasi dari permainan jadul ini. Kartu dipilih secara acak dan akan terpilih 1 kategori. Lalu pemain diberi kesempatan menjawab dalam 10 detik. Tekan huruf pertama jawaban, lalu dilanjutkan oleh pemain berikutnya. Bila terlambat, bom Tapple akan meledak dan pemain tersebut akan tereliminasi dari permainan.


Seru kan board gamenya? Dari pada penasaran, yuk ajak sahabat atau keluarga untuk nongkrong sambil main board game di Pandora Café. Selama ini, kalau nongkrong di café, pasti bête banget kalo nongkrongnya cuma sambil mainin smartphone atau laptop. Nah! Wajib coba datang ke Pandora Café ini. Dijamin smartphone dan laptop gak tersentuh!

Terbukti Fadel yang biasanya akan bête kalau diajak makan malam di luar. Beberapa menit pertama, dia akan sibuk mengekplor tempat itu. Menit berikutnya, saat diajak memilih makanan atau minuman, Fadel akan mainin daftar menu. Selanjutnya minta hp untuk nonton youtube. Tapi.. di Pandora Café ini semua gak terjadi. 3 jam lebih bermain board game dan dilanjutkan makan malam di sini, bener-bener family time yang berkualitas.

Pandora Café: Play, Eat, Drink!
Ngomong-ngomong soal makan, Pandora Café menawarkan banyak menu yang siap memanjakan lidah dan perut. Mulai dari snack, pasta, mie dan nasi, appetizer, dessert dan minuman yang nyegerin. Semuanya ini gak menguras isi dompet karena range harganya 15K – 50K saja.




Sepulang dari Pandora Café, saya dan suami berjanji akan mengajak Fadel kembali ke café ini. Kami masih ingin memanfaatkan board game di café ini untuk bersama-sama Fadel belajar menang dan kalah. Berlatih sportivitas. Pelajaran yang tak ditemukan dari game di komputer atau di hp. Yang paling penting yang selalu kami tanamkan ke Fadel, jangan pernah takut kalah. Kalah, kemudian bangkit. Kemenangan di masa depan pasti menanti!


Pandora The Board Game Café
Jl. Sungai Saddang No. 41 D Makassar
IG: @pandoraboardgame
Open: Selasa – Minggu, 13.00 – 23.00

Jan 11, 2017

Makassar Baklave: Oleh-Oleh Kekinian Khas Makassar

Siapa yang gak kenal Irfan Hakim? Model, pelawak, aktor, dan pembawa acara hits yang wajahnya tiap hari bisa dilihat di layar kaca ini bawa sesuatu yang spesial untuk semua warga Makassar. Mengawali tahun 2017 ini, Irfan Hakim bertekad bulat membuka bisnis oleh-oleh khas Makassar, Sulawesi Selatan, yaitu Makassar Baklave yang baru saja soft launching pada 9 Januari 2017 kemarin.


Makassar Baklave: Oleh-Oleh Kekinian Khas Makassar

Oleh-oleh seperti apa Baklave itu?

Mar 20, 2012

SOTOJI: Cara Mudah Memasak Soto

Ketika menyebut “soto”, yang terlintas di benak kita pastilah makanan yang terbuat dari daging, kaldu daging dan berbagai macam sayuran, mulai dari soto ayam, soto Betawi, soto Kudus, soto Banjar, coto Makassar, dan lain-lain. Makannya pasti lahap dan nikmat, tapi memasaknya? Kebanyakan orang menjawab: susah dan ribet.

Melihat hal ini, Sotoji; Soto Jamur Instan hadir sebagai inovasi dalam produk makanan instan. Soto Jamur? Ya,  Sotoji dari PT. Tri Rastra Sukses Sejahtera ini memang merupakan soto instan yang terdiri dari jamur tiram goreng, bihun, bumbu soto, minyak dan cabe bubuk.

Kesan Pertama
Saat saya menerima paket berupa sampel Sotoji, kesan pertama tentu kemasannya. Dengan dominasi warna hijau,  gambar semangkuk soto di kemasan bagian depan, dan informasi gizi  serta cara memasak di bagian belakang, kemasan ini buat saya cukup menarik, baru liat kemasannya, sudah menggugah selera untuk segera memasak dan melahapnya.
Sotoji, Soto Jamur Instan. Sumber gambar: www.sotoji.com
Berdasarkan informasi yang tertera di kemasannya, Sotoji ini sudah terdaftar sebagai makanan sehat di DEPKES RI No. P-IRT 8043271011186 dan telah memperoleh sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.  Didalam Sotoji mengandung Protein 3%, Karbohidrat 60%, Lemak 9%, energi totalnya 296 kkal. Sedangkan jamur tiramnya sarat dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori.

Menyantap sotoji
Dari 3 bungkus Sotoji yang saya terima beberapa waktu lalu itu, 1 bungkus pertama saya membuatnya sesuai petunjuk cara memasak yang tertera di kemasan. Dan komentar saya? Pas di lidah! 2 bungkus lagi saya masak dengan menambahkan kol, tauge, telur rebus, irisan tomat, seledri dan daun bawang plus bawang goreng serta perasan jeruk nipis sebagai pelengkap. Karena saya penyuka pedas, maka saya pun menambahkan irisan cabe rawit untuk sensasi pedas yang menggoyang lidah. Walaupun sebenarnya tanpa tambahan pun, sotoji sudah nikmat disantap dengan atau tanpa nasi.
Sotoji ala Ndy


Kelebihan Sotoji
1. Kemasan. Di kemasan Sotoji ada simbol daur ulang dengan angka 5 di tengahnya dan huruf PP di bawahnya. Ini artinya, kemasan tersebut ramah lingkungan. Kemasan juga memiliki karakteristik lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Ada pula gambar gelas dan garpu (simbol food grade) artinya kemasan tersebut aman untuk digunakan untuk manakan dan minuman.
Kemasan bagian belakang sotoji

2. Buatan anak bangsa. Sotoji adalah inovasi dan kreasi anak Indonesia yang wajib kita apresiasi. Produk yang halal dan 100% produk asli Indonesia tanpa bahan pengawet yang berbahaya untuk kesehatan.
3. Cocok bagi vegetarian.  Jamur tiram sebagai pengganti daging tentunya menjadi pilihan menu yang nikmat bagi yang sedang menjalankan program vegetarian.
4. Lezat dan mudah membuatnya. Dengan rasa soto yang pas dan proses membuatnya yang mudah, sotoji layak menjadi teman makan siang atau makan malam sebagai pendamping nasi.

Saran-saran
1. Sebaiknya ada tulisan di kemasan masing-masing bumbu sebagai pembeda antara bubuk cabe, bumbu, minyak soto, dan jamur tiram.
2. Harga eceran tertinggi saat ini adalah Rp.3500,-. Jauh di atas harga makanan instan sejenis yang merupakan pesaing sotoji di pasaran. Harganya boleh kurang ga? #eaaaa nawar. Hihihi..
3. Produk Sotoji di toko-toko kelontong. Untuk penikmat sotoji yang ingin membeli eceran, agaknya tidak mungkin untuk membelinya melalui pemesanan online. Sebaiknya pihak produsen sotoji menggandeng toko-toko kelontong, atau mini market, agar sotoji bisa dengan mudah diperoleh konsumen.
4. Iklan.  Saat ini Sotoji sudah banyak diketahui oleh pengguna jejaring sosial twitter dan facebook serta kalangan blogger karena keberhasilan pemasaran melalui online. Namun untuk menjangkau masyarakat yang sehari-harinya tidak menggunakan internet, melakukan promo sotoji di televisi bisa membuat produk ini melekat di hati masyarakat.
5. Beberapa varian rasa. Ke depannya, saya harap produk sotoji ditawarkan dengan beberapa varian rasa. Misalnya sotoji ekstra pedas, sotoji ekstra sayuran, sotoji rasa coto Makassar, dan lain-lain. Tentunya dengan rasa yang tak kalah nikmatnya.

Teman-teman, sudah coba Sotoji belum? 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...