Berbelanja online sudah semakin menjadi gaya hidup masyarakat yang kadang tak punya waktu banyak untuk berbelanja di mall atau toko fisik. Namun berbelanja online produk etnik khas Indonesia yang memiliki kualitas terbaik tampaknya masih jarang ditemukan. Nah, TumbuSapa.Com hadir sebagai perwujudan kekaguman dan cinta kita pada Indonesia, pada beragamnya tradisi, keindahan produk karya Indonesia, dan kekayaan budaya dan alam yang berlimpah.
Mengingat tidak mudahnya mendapatkan produk karya Indonesia setiap saat yang berkualitas dengan harga yang wajar, maka hadirlah TumbuSapa.Com yang menampilkan berbagai karya dan alam Indonesia dalam satu wadah untuk bisa dinikmati dan diperoleh dengan mudah. Beberapa hari lalu, saya mencoba berbelanja di TumbuSapa.Com, dan berikut sedikit cerita tentang produk yang saya beli itu.
Hampir setiap pagi
dan sore ia melewati tempat tinggal kami sambil membunyikan musik keras-keras. Lagu-lagunya
sudah sangat familiar di telinga anak-anak. Lagu naik kereta api, burung
kutilang, pohon cemara, pelangi, dan masih banyak stok lagu anak-anak lainnya. Saat
tiba di depan rumah, ia pasti memelankan kayuh roda kendaraan yang menyerupai
delman, namun menggunakan sepeda. Dan suara anak-anak yang berteriak gembira
menyambut kedatangannya adalah kebahagiaan buat ia karena sebentar lagi rezeki
akan berpihak kepadanya.
"Pada hari
minggu kuturut ayah ke kota
Naik delman
istimewa ku duduk di muka
Kududuk samping
pak kusir yang sedang bekerja
Mengendali kuda
supaya baik jalannya"
Salah satu lagu
yang selalu ia putarkan untuk anak-anak. Jika sehari saja ia tak tampak, maka
ibu-ibu pasti akan bertanya-tanya. Ke mana ia? Sakitkah? Pulang kampungkah?
Sudah bisa menebak,
siapakah dia? Ya, dialah tukang odong-odong.
Tukang odong-odong
yang setia menghampiri kompleks kami setiap pagi dan sore adalah primadona bagi
ibu-ibu. Betapa tidak, anak yang malas makan akan jadi lahap makannya saat
bermain odong-odong. Anak yang rewel akan jadi anteng, lalu sesama ibu-ibu akan
jadi lancarngerumpinya.
"Bangun tidur kuterus mandi
Tidak lupa menggosok gigi
Habis mandi kutolong ibu
Membersihkan tempat tidurku"
Terkadang ibu-ibu
yang menunggui anak-anaknya juga ikut menyanyi lagu yang mungkin mengingatkan
mereka dengan masa kecil mereka. Cukup dengan seribu rupiah setiap tiga lagu,
anak-anak bisa menikmati sensasi naik turun, maju mundur, di atas odong-odong
yang berbentuk hewan atau berbentuk motor. Walau tak sama persis, tapi
sensasinya menyerupai permainan di mall-mall yang menggunakan koin ataumember carddengan sistem gesek. Harga di mall
tentu lebih mahal, kan?
Selain harganya
yang sangat terjangkau, kehadiran odong-odong juga sebagai bentuk pelestarian
lagu anak-anak. Ya, karena di stasiun tv sekarang sudah sangat jarang anak-anak
bisa menyaksikan lagu yang sesuai dengan umur mereka.
Satu, dua lagu selesai terputar. Abang
tukang odong-odong masih terus mengayuh roda sepedanya, agar sensasi naik turun
dan maju mundur yang dirasakan anak-anak tak berhenti.
“Bang, berapa lagu lagi?” Tanya seorang ibu.
“Satu lagi seribu” Jawab Abang tukang odong-odong.
“Dua ribu deh” Ibu itu menyerahkan selembar dua ribuan.
Kini lagu burung kutilang yang menjadi musik pengiring.
Di pucuk pohon cemara
burung kutilang berbunyi
bersiul-siul sepanjang hari
dengan tak jemu-jemu
mengangguk-angguk sambil berseru
trilili lilili lilili
sambil berlompat-lompatan
paruhnya slalu terbuka
digeleng-gelengkan kepalanya
menentang langit biru
tandanya suka ia berseru
trilili lili lilili
Fadel pun, ketagihan bermain odong-odong. Bersama
tiga orang teman sebayanya, ia sudah bisa menaiki odong-odong sendiri. Awal
mengenal odong-odong saat ia masih berumur 2 tahun, ia masih minta bantuanku
untuk menggendongnya menaiki permainan kesayangannya ini. Pernah sekali saya
merasa sangat senang saat lagu-lagu yang diputar oleh abang tukang odong-odong
lain dari biasanya. Lagu tema dewasa? Oh, tentu bukan. Kalau lagu-lagu dewasa
yang terkadang galau-galau itu yang diputar, tentu semua ibu-ibu akan protes
dan anak-anak pun tidak akan anteng
di atas odong-odong. Kali ini lagu yang diputarkan adalah lagu daerah dari berbagai
daerah di Indonesia. Ampar-ampar pisang, Manuk dadali, apuse, soleram, dan Wow!
Angingmammiri juga ada. Walaupun tidak tiap hari diputarkan lagu –lagu daerah
itu, minimal mengenalkan ke balita yang sering naik odong-odong dengan lagu
daerah yang hampir tidak pernah lagi ada di tv.
Kisah ini terjadi sekitar 2 tahun
lalu saat saya dan keluarga menjadi warga baru di daerah Pancoran, Jakarta
Selatan. Waktu itu kami baru saja pindah dari daerah Ciputat, Tangerang Selatan.
Maklum, selama menetap di ibukotanya Indonesia ini, kami sekeluarga memang
keluarga “kontraktor”. Tinggal di rumah kontrakan yang dekat dari tempat kerja
suami :)
Sebagai orang yang lahir dan besar di tanah
Bugis namun hijrah di Jakarta beberapa tahun terakhir ini, saya merasa lebih
nyaman untuk tetap menggunakan bahasa Bugis ketika berbincang dengan suami dan
saudara sepupu yang juga tinggal bersama kami. Terkadang, ketika kami melakukan
hal itu di tempat umum, terlihat raut wajah aneh dan bingung saat orang-orang
sekitar mengamati kami dengan bahasa dan dialek yang tak lazim di telinga
mereka. Mungkin saja mereka mereka-reka, asal daerah kami. Pernah bertemu
dengan seorang ibu di sebuah pusat perbelanjaan dan menebak kalau kami dari Sulawesi
Tenggara saat mendengar logat kami. “Kami dari Sulawesi Selatan, Bu. Provinsinya
masih tetangga dengan Sulawesi Tenggara”, ujarku saat itu.
Obrolan menggunakan bahasa bugis
juga sering kami gunakan untuk membahas hal-hal “rahasia” ketika kami di tempat
umum. Saya dan keluarga memang masih mempertahankan bahasa Bugis sebagai bahasa
sehari-hari dan perlu dilestarikan sebagai suatu bagian dari kebudayaan bangsa.
Bahasa Bugis, walaupun agak berbeda dari segi dialek antara Bone, Soppeng,
Wajo, Sinjai, dan beberapa daerah yang menggunakan bahasa Bugis, akan tetapi
ketika bertemu dengan orang Bugis (walaupun dialeknya berbeda) di Jakarta yang
dominan dari suku Jawa, Sunda, dan Betawi, saya merasa seperti bertemu dengan
keluarga sendiri di perantauan ini.
Suatu sore yang sangat cerah, saya
dan sepupu saya yang sama-sama belum hapal betul jalan di sekitar tempat kami
tinggal, berniat mencari kios yang khusus menjual beras (bukan kios kelontong
yang jualannya serba ada) dengan alasan harganya pasti lebih murah dibanding
kios kelontong. Dengan mengendarai sepeda motor, kami akhirnya menemukan kios
yang kami cari. Lokasinya sebenarnya tak begitu jauh, kira-kira 300 meter dari
rumah kontrakan kami. Ditempuh dengan berjalan kaki pun tak masalah.
“Aro pabbalu were’!” seru sepupu saya sambil menepikan motor yang
kami kendarai.
Motor telah terparkir di depan
kios. Tanpa ba-bi-bu, saya dan sepupu saya langsung nyelonong masuk ke dalam kios lalu memilah dan memilih beras yang
baik kualitasnya (versi saya) juga cocok di kantong. Hehehehe.. Pemilik kios
hanya mengamati saya dan sepupu saya dari jarak kurang lebih 1,5 meter dari
arah saya.
“Matebbe’ kessi’kessi’na di’?” Saya memperlihatkan beras yang ada dalam genggaman saya ke sepupu saya
untuk meminta komentar darinya.
Sontak saya dan sepupu saya
saling bertatapan. Dalam hati saya kaget, malu, tapi juga senang. Kaget karena
cukup jarang saya bertemu dengan saudara sekampung di Jakarta se-heterogen ini.
Malu karena mengomentari beras si penjual yang banyak pasir-pasirnya.
Senangnya? Ya karena bertemu sesama orang suku Bugis, tetanggaan pula. Serasa
di kampung sendiri. Hihihi..
Singkat cerita, saya akhirnya
jadi langganan beli beras di tempat ini. Bisa ditebak kenapa. Karena penjualnya
memilihkan beras terbaik dengan harga yang lebih murah. Apalagi saya suka beli
beras untuk stok 1 bulan. Kalau beli di tempat ini, pasti diberi diskon.
Komplet kan? Kualitas oke, harga oke, dapat diskon pula karena beli banyak.
Kebahagiaan buat ibu-ibu seperti saya. Hehehehe..
---
“Aro pabbalu were’!” = “Di sana ada penjual beras!”
Indonesia Mencari Bakat sebagai program
spesial TRANS TV yang tayang pada hari Sabtu 12 Januari 2013 lalu itu ada yang
berbeda. Selain pesertanya yang punya beraneka ragam bakat yang unik, mengagumkan
dan selalu dinanti oleh pemirsa setianya, jurinya yang terpampang nyata dan
cetar membahana, malam itu juga ada saya
bersama 99 Blogger lain yang duduk di deretan kursi penonton berkat
undangan dari Blogdetik dan Trans TV. Ya, kami berkesempatan untuk melihat
langsung Indonesia Mencari Bakat live dari studio 1 Trans TV dan tak hanya
ditonton oleh seluruh pemirsa Indonesia namun juga tayang di Negara tetangga
kita, Malaysia melalui televise satelit berbayar ASTRO.
Suasana sebelum diskusi (sumber foto: Facebook TRANS TV)
Namun sebelum itu, kami disambut oleh
panitia dari TRANS TV dan Trans Mania (komunitas pemirsa muda Trans TV)
dan diajak untuk berdiskusi langsung dengan Sulistyo Hadi (Supervisor Marketing
PR TRANS TV), Tegar Bangun (Associate Producer IMB), Karel Anderson
(Blogdetik), dan Teuku Muda (Kreatif program IMB) yang dipandu oleh MC Mas
Baron, dari Trans TV sekaligus bertemu langsung dengan beberapa finalis IMB di
antaranya Yohanna Harso (pole dancer), Sandrina Mayaza Azzahra (traditional dancer)
dan Ardhy Dwiki Friananta (lyrical dancer).
Diskusi ini diawali dengan pemutaran
video tentang Trans TV dan Indonesia Mencari Bakat mulai dari audisi di
beberapa kota besar di Indonesia, hingga putaran final saat ini.
Narasumber (kiri-kanan:
Teuku Muda, Tegar Bangun, Karel Anderson, Sulistyo Hadi)
sumber foto: Facebook TRANS TV
Sulistyo Hadi dalam sambutannya,
menjelaskan bahwa biasanya Trans TV mengundang media setiap ada program baru
yang dirilis oleh stasiun tv ini. Namun kali ini Blogger mendapat kehormatan untuk
meliput program special INDONESIAMENCARI BAKAT ini dan melihat langsung proses produksinya secara langsung
dengan harapan, blogger, melalui blog dapat mensosialisasikan tontonan yang
bergenre talent show ini, sebagai
pilihan tontonan yang menghibur dan inspiratif.
Selanjutnya, dalam sambutannya, Karel
Anderson yang mewakili Blogdetik mengucapkan terima kasih kepada Trans TV
karena telah mengajak 100 Blogger untuk tahu lebih banyak tentang proses
produksi sebuah acara yang ditayangkan secara langsung. Ini tentunya menambah
wawasan blogger dan menambah alternative ide postingan blog bagi blogger.
Program IMB yang tayang live setiap hari Sabtu dan Minggu pukul
18.00 wib ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat agar
menjadi layak ditonton pemirsa di layar tv. “Karena ini live, jadinya dituntut untuk tidak ada kesalahan dalam tayangannya.
Semua pihak yang terlibat harus bisa memanfaatkan waktu yang sangat terbatas
demi kesempurnaan tayangan yang tampil di layar tv penonton di rumah”, jelas
Tegar (Associate Producer IMB) yang menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan
blogger di tengah kesibukannya mempersiapkan acara IMB, beberapa jam sebelum
acara malam itu di mulai.
Tak sampai di situ saja, para blogger
juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada para narasumber yang hadir. Ada
yang bertanya mengenai pendidikan para peserta yang masih duduk di bangku
sekolah selama masa karantina. Tegar menjelaskan bahwa pihak TRANS TV menyiapkan program homeschooling agar
mereka tetap tak ketinggalan dalam hal pelajaran sekolah.
Suasana saat para blogger menyimak sambutan dari narasumber(sumber foto: Facebook TRANS TV)
Dari pertanyaan blogger lain mengenai
jenjang karier peserta IMB pasca selesainya ajang ini, ternyata peserta IMB
dikontrak eksklusif oleh pihak TRANS Corp yang memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi para alumni IMB untuk berkarier di industri hiburan sesuai
bakat yang mereka miliki. Seperti Putri Ayu, Brandon, Rumingkang, Hudson, dan
masih banyak lagi alumni IMB yang kini telah berkiprah di industri hiburan
tanah air bahkan hingga ke manca negara.
Josua Pangaribuan (singer), Yohanna Harso
(pole dancer), Sandrina Mayaza Azzahra
(traditional dancer) dan Ardhy Dwiki Friananta (lyrical dancer) juga
menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan para blogger sebelum tampil di pentas
IMB hari itu.
Terlahir di tengah keluarga yang suka
bernyanyi dan musik, siapa yang mengira Josua Pangaribuan (13 tahun) hanya
belajar vocal secara otodidak. Cita-citanya menjadi penyanyi terkenal tampaknya
selangkah lagi bisa ia raih lewat panggung IMB ini. Menurut Josua, selama
mengikuti ajang pencarian bakat IMB hingga putaran final ini, ia banyak
mendapat pelajaran dalam hal mengasah kemampuan tarik suaranya. Tak hanya itu,
ia pun berkesempatan untuk bisa berduet dengan banyak penyanyi senior di
panggung yang spektakuler dan ditonton oleh ribuan pasang mata.
Peserta selanjutnya yang sempat sharing
bersama blogger adalah Ardhy Dwiki (18 Tahun), awal ikut IMB karena iseng.
Namun ternyata lolos seleksi. Ini tak luput dari motivasi keluarga dan akhirnya
ia benar-benar masuk ke panggung IMB. Setelah ikut IMB inilah pola pikirnya
berubah dan bertekad untuk serius dan menekuni dunia lyrical dancer secara
professional.
Sedangkan Sandrina yang masih duduk di
bangku Sekolah Dasar itu, ketika ditanya oleh blogger tentang perasaannya
menjadi finalis IMB, ia mengaku senang. Ia yang sejak usia 3 tahun telah
terlihat bakat menarinya itu, dimasukkan ke sanggar tari oleh orang tuanya di
usia 7 tahun. Hingga di usianya yang baru 11 tahun saat ini, ia telah mendapat
kesempatan untuk berkolaborasi dengan penari idolanya, Didik Nini Towok berkat
IMB.
Hanna, Sandrina, dan Ardhy berfoto bersama Blogger (sumber foto: Facebook TRANS TV)
Lain lagi kisah Yohanna Harso. Pole
dancer yang berusia 26 tahun ini telah meraih banyak penghargaan di antaranya
Miss Pole Dancer Singapore 2011 dan Runner up Miss Pole Dance Singapore 2010
Jakarta. Ketika ditanya tentang motivasinya
mengikuti IMB, Yohanna menjawab bahwa ia ingin memperkenalkan pole dancing
kepada masyarakat Indonesia sebagai olahraga yang sarat akan seni dan
keindahan. “Selama ini banyak yang bilang kalau pole dance itu striptease.
Tapi, aku perlu jelasin di sini, kalau olahraga ini itu mengedepankan art dan
bukan erotis,” jelas Yohanna di hadapan kami.
Sebelum menutup bincang-bincang dengan
blogger, Tegar Bangun sempat mengutarakan bahwa harapan Trans TV, program IMB ini dapat menjadi kampanye untuk membangkitkan semangat anak bangsa dari semua
generasi untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya sebagai kebangaan bangsa
Indonesia. Karena program ini tak hanya berorientasi pada rating atau hanya
sekadar mengejar angka penjualan iklan yang tinggi namun juga untuk menunjukkan
kepada seluruh pemirsa bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam kekayaan seni
dan budaya, juga pelakon-pelakon seni yang hebat dan tak berhenti berkarya.
Siapa yang mau membacakan tulisannya? Semua blogger mengacungkan tangan Hehehe... (sumber foto: Facebook TRANS TV)
Yang tak kalah hebohnya adalah sesi games
yang dipandu oleh tim dari Trans TV. Semua blogger yang hadir ditantang untuk
menuliskan kejadian yang dialami sejak pagi sampai berada di gedung Menara Bank
Mega itu. Waktu yang diberikan hanya 5 menit. Dan terpilihlah 3 orang blogger (Mbak
Meity, Alfan Renata dan Chairul Umam) untuk membacakan tulisannya. 3 blogger
ini serta blogger yang memberi pertanyaan di sesi bincang-bincang tadi mendapat
bingkisan menarik dari Trans TV loh!
Sekitar 1 jam sebelum Indonesia Mencari Bakat
tayang, seluruh blogger yang hadir berfoto bersama di lobi TRANS TV lalu menuju
ke studio 1. Saat memasuki studio 1, ternyata kursi penonton sudah ramai oleh
para pendukung masing-masing peserta. Di atas panggung tampak peserta IMB
bergantian melakukan gladi demi lancarnya acara nanti.
Dari 100-an blogger ini, ada yang tahu saya nyempil di mana (sumber foto: Facebook TRANS TV)
Antrian sebelum masuk ke studio 1 Trans TV (sumber foto: Facebook TRANS TV)
Tepat pukul 18.00 WIB, Ananda Omesh membuka acara INDONESIA MENCARI BAKAT dengan gaya khasnya yang selalu ditunggu oleh para pemirsa. Hadir pula Deddy
Corbuzier, Addie MS, Titi Sjuman, dan Soimah sebagai juri yang senantiasa memberi
kritik, saran, masukan bagi para seluruh peserta yang tampil.
Satu persatu peserta IMB mempertontonkan
bakat mereka di panggung spektakuler di hadapan kami. Dengan sound system yang
menggelegar, didukung oleh property yang disiapkan oleh crew TRANS TV yang
sangat kompak, memukau kami yang sebelumnya hanya bisa menyaksikan acara ini
lewat layar kaca saja.
Aksi Yohanna Harso
Sumber: Youtube
Duet Josua dengan KD
Josua Pangaribuan yang berduet dengan
Krisdayanti, Vina Candrawati yang menampilkan lukisan wajah para juri, suara
emas Abby Galabby dan konsep keren yang ditampilkan oleh Yohanna Harso, Ardhy
Dwiki, Street Pass Junior, serta Sandrina yang menampilkan bakat-bakat istimewa
mereka, semuanya mendapat komentar yang memuaskan dari para juri. Terbukti
bahwa selama di IMB, bakat mereka yang semula masih belum diasah dengan baik,
kini makin matang setelah beberapa bulan di karantina.
Setelah menyaksikan acara ini secara
langsung, wawasan saya dan semua blogger yang hadir tentu jadi lebih bertambah
mengenai produksi sebuah program live. Lebih menghargai karya anak bangsa dan
berharap tontonan seperti ini terus memotivasi para pemirsa agar tak henti
berkarya melalui bakat-bakat yang masing-masing kita miliki. Terima kasih Blogdetik
dan Trans TV :)
Sebagai orang tua, tentulah panik
ketika anaknya mengalami mimisan. Apalagi jika kejadian itu adalah yang pertama
kali terjadi dan tanpa adanya
gejala-gejala sebelumnya. Mimisan atau hidung berdarah, atau dalam bahasa
kedokterannya disebut epistaksis merupakan pendarahan yang keluar dari hidung
melalui lubang hidung. Mimisan adalah hal yang sering dialami oleh anak-anak.
Ada beberapa penyebab terjadinya mimisan antara lain.
Benturan
Trauma atau Benturan pada hidung
karena anak terjatuh sehingga terkena benda tumpul atau hidungnya terpukul. Bisa juga karena faktor pembuluh darah halus
di dalam rongga hidung yang terlalu tipis.
Perubahan cuaca
Misalnya setelah berjalan di
udara yang panas atau di bawah terik matahari kemudian masuk ke dalam rumah
berpendingin ruangan.
Mengupil
Sering mengupil atau mengorek
hidung yang berlebihan. Biasanya anak-anak yang merasa hidungnya gatal, ia
selalu berusaha untuk mengeluarkan kerak hidung yang mongering di lubang
hidungnya.
Benda asing masuk ke dalam hidung
Biji-bijian atau benda kecil lain
yang masuk ke hidung dapat menimbulkan infeksi sehingga terjadi pendarahan di
hidung. Biasanya tercium bau yang kurang enak dari lubang hidung.
Demam
Mimisan juga bisa terjadi saat
anak demam tinggi. Adanya infeksi atau pilek juga bisa menimbulkan mimisan
Adanya Penyakit Lain
Beberapa penyakit yang disertai
mimisan antara lain demam berdarah, kelainan darah seperti hemophilia dan
leukemia.
Dari beberapa penyebab di atas, yang
sering orang tua jumpai adalah anak
sehat-sehat saja, tiba-tiba mimisan. Hal ini biasanya karena perubahan suhu atau
sering mengorek hidung tadi. Lalu, apa yang harus kita lakukan pertama kali ketika
anak mimisan? Berikut adalah cara pemberian pertolongan pertama pada mimisan.
1.Jangan
panik
Pertama-tama,
orang tua yang akan menolong anak yang mimisan tidak boleh panik agar anak pun
tak ikut-ikutan panik. Yakinkan anak agar mau mengikuti anjuran orang tuanya.
2.Duduk
Posisi terbaik adalah kepala dimiringkan ke depan
(posisi duduk) untuk mengalirkan darah dan mencegahnya masuk ke dalam sistem pencernaan
atau pernafasan.
3.Menjepit
hidung
Menjepit atau
memencet bagian depan cuping hidung selama 3 sampai 5 menit.
4.Bernapas
lewat mulut
Selama menekan
hidung, sebaiknya bernapas lewat mulut dan jangan berbicara agar tidak
mengganggu proses pembekuan darah.
5.Kompres
dengan Air Es
Boleh dibantu
dengan mengompres air es tepat di tulang hidungnya (di antara kedua alis)
6.Potong
kuku anak secara teratur
Jika mimisan
terjadi Karena seringnya anak mengorek hidungnya, secara teratur kukunya harus
dipotong.
7.Bawa
ke Dokter
Jika semua
saran-saran ini telah dilakukan namun mimisan belum juga berhenti setelah 10
menit, anak harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.