Berikut rangkumannya pengalaman saya.
1.
Yakin
Seperti yang saya tuliskan di atas, niat adalah
langkah awal untuk memulai toilet training. Saya harus yakin bahwa latihan ini akan berhasil. Jika tidak
yakin dari awal, maka sulit pula untuk meyakinkan Fadel bahwa ia bisa mandiri
pee dan pup di toilet.
2. Pakai training pants
Training pants? Celana olahraga? Bukan.. Bukan.. Training
pants adalah celana khusus untuk anak yang sedang berlatih toilet training. Training
pants didesain sedemikian rupa agar ketika anak buang air, ada sensasi rasa
basah di celananya, namun tidak bocor dan tidak menyebar ke mana-mana.
Sehingga, ketika pee atau pup, Fadel merasa tidak nyaman karena basah, dan
sejak saat itu, ia mulai bilang kalau celananya basah. Sejak itu pula, saya selalu
mengingatkan pada Fadel: “Kalo mau pipis, bilang yaa..”
3.
Sabar, tegas dan konsisten
Sering-sering memberi tahu Fadel dengan kalimat
“Kalo mau pipis, bilang yaa..” tampaknya mulai membuahkan hasil. Fadel selalu
bilang “pee”, sedetik sebelum ia buang air kecil di training pants-nya. Waduh, kalo tiap hari begini, kapan toilet training-nya berhasil? Saya memang harus sabar, tapi tetap tegas dan konsisten dalam latihan ini.
4.
Ajak ke kamar mandi
Instruksinya harus saya ubah.
“Kalo mau pipis, ke WC yaa..”
Yap. Setelah sering diingatkan dengan kata-kata
ini, Fadel akan selalu ke WC setiap mau pee dan pup. Apakah Fadel sudah
berhasil menggunakan toilet? Belum! Fadel memang melakukannya di WC, tapi masih
di celananya. Tapi saya harus bersyukur, sampai sejauh ini, sudah ada
perkembangan dari latihan ini.
5.
Pujian
Walau Fadel belum berhasil sepenuhnya, saya
selalu memberikan penghargaan berupa pujian atas setiap langkah kemajuan yang
ia perlihatkan. Pujian berisi kata-kata semangat untuknya adalah hadiah karena
ia mencapai suatu keberhasilan dalam hidupnya. (agak lebay sih.. hehehe..)
6.
Memberi contoh
Karena rasa ingin tahunya yang besar, Fadel
punya kebiasaan selalu mau ikut setiap saya atau suami hendak ke WC. Awalnya kami
segan. Tapi saya teringat, anak adalah peniru ulung! Dengan melihat contoh dari
kedua orangtuanya, Fadel pasti akan segera berhasil melalui toilet trainingnya.
7.
Jangan memaksa
Ketika terjadi “kekhilafan” yang dilakukan
Fadel, saya berusaha untuk tidak memarahinya atau menyalahkannya. Saya memilih
untuk bilang, “lain kali pipisnya harus di toilet ya. Toilet kan tempatnya
pipis!”
8.
Lihat hasilnya!
Setelah hampir dua bulan latihan intensif, Fadel
sudah mahir melepas sendiri celananya saat hendak BAK atau BAB, mengatakan “pee”
atau “pup”, dan bergegas ke toilet untuk melepaskan hajatnya. Tapi di setiap
tidur siang dan tidur malam, Fadel masih rutin saya pasangkan popok sekali
pakai. Menakjubkan bagi saya, saat menemukan, popoknya kering saat dia terbangun
dan mengatakan: “pee”, lalu ia menuju toilet untuk pipis. Kadang setelah itu,
ia melanjutkan tidurnya lagi. Alhamdulillah, Fadel akhirnya bisa bilang: “Selamat
tinggal popok bayi!”
heehehheh..
ReplyDeletetegas dan sabar.. betul itu ka ndy..
alhamdulillah ka ndy, zahra udah ngeti pee dan pup di toilet. sedikit berbagi, biasankan 1 ato 2 jam sekali dibawa ke toilet, tungguin anaknya sampe pipis, kadang malah anaknya bukan pipis tapi maen dulu :D. tapi lama2 begitu diajak ke toilet dia lgsg pipis :D. jadi mommynya harus sabar heheheh..
semangat..semangat
Bener ungs, sejak ngerti ke toilet, jadi hobi main di sana :))
ReplyDeleteMakasih udah berkunjung..
*kecups utk zahra & zahbina*